Batam ini nama kota dan nama pulau. Tapi bukan nama suku. Jadi, nggak ada suku atau orang Batam. Penduduk aslinya adalah orang/suku Melayu yang disebut orang Selat. Sehingga masuk akal kalo pulau ini pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim. Kota Batam adalah salah satu kota di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Aku sering kesini karena disini ada kantor cabang/distrik PGN, perusahan tempatku bekerja. Malah, tutup buku kantorku udah dua kali kesini. Nah , kebetulan bulan Oktober 2008 aku kembali ke Batam selama 2 hari.....
.
Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional. Batam ini dekat dari Singapura dan Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun kini telah berpenduduk lebih dari 700 ribu orang.
.
.
Kalo kita cermati, pertambahan penduduk yang pesat tersebut disebabkan adanya ide (entah ide siapa ya...?) menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam(BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Apalagi sejak Habibie menjadi Ketua Otorita Batam saat itu. Batam seperti gula yang diserbu semut.:) Batam pun naik status dari kota kecamatan menjadi kotamadya (1983). Namun sejak tahun 1999, Batam berubah jadi daerah otonomi dengan diperintah Pemerintah Kota Batam yang dibantu Badan Otorita Batam.
.
Batam yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau (padahal awalnya Batam merupakan ibukotanya sebelum pindah ke Tanjungpinang di Pulau Bintan) ini memiliki luas wilayah daratan sedikit lebih luas dari wilayah Singapura. Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26-34 derajat Celsius. Ini sebenarnya yang bikin aku di Batam gak betah lama-lama, udaranya panas banget melebihi Jakarta. Trus, kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Sehingga jalannya naik turun. Tapi tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur. Lengket di sepatu.
.
.
Perpindahan ibukota propinsi Kepulauan Riau dari Batam ke Tanjungpinang itu sendiri aku lihat ada beberapa alasan. Yang sering dikatakan adalah pemerataan pembangunan sehingga tidak cuma Batam saja yang maju, tapi juga Bintan. Tapi ada alasan politik juga, soale di Batam suku Melayu tidak mayoritas. Terlalu banyak pendatang. Sedangkan di Bintan, khususnya di Tanjungpinang, mereka mayoritas. Hehehe. Jadi Batam itu singkatan Banyak Tamu alias Pendatang. Karena selain turis memang banyak sekali, bahkan bersaing dengan Jakarta dalam meraih peringkat kedua untuk banyaknya kunjungan turis, di Batam ini memang banyak pendatang yang menetap.
.
Kalo dilihat di peta, Batam sendiri di sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Daik-Lingga, di sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karimun.
.
Masyarakat Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Beberapa suku yang dominan adalah suku Melayu, Minang, Batak, Makassar, Jawa, Flores, Tionghoa dan lain-lain. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Batam memang menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat. Bahkan dalam pilkada walikota 2 tahun lalu, ada dua calon wakil walikotanya dari orang Batak.
.
Islam adalah agama mayoritas di Batam. Mesjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan kantorku PGN Batam, alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD. Hal ini menunjukkan masyarakat Batam yang agamis. Kristen (Protestan dan Katholik) juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Aku lihat sendiri ada gereja GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) yang besar di sana. Seddangkan Buddha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa. Malah Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta Maitreya. Sayang, aku belum sempat mampir disana buat foto-foto. Ntar deh kalo ada kesempatan ke Batam lagi.:)
.
Kota Batam terdiri dari dua belas kecamatan, yaitu: Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Bengkong, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Sekupang, Kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Bulang, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Galang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Sungai Beduk, dan Kecamatan Batuaji.
.
.
Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional. Batam ini dekat dari Singapura dan Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun kini telah berpenduduk lebih dari 700 ribu orang.
.
.
Kalo kita cermati, pertambahan penduduk yang pesat tersebut disebabkan adanya ide (entah ide siapa ya...?) menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam(BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Apalagi sejak Habibie menjadi Ketua Otorita Batam saat itu. Batam seperti gula yang diserbu semut.:) Batam pun naik status dari kota kecamatan menjadi kotamadya (1983). Namun sejak tahun 1999, Batam berubah jadi daerah otonomi dengan diperintah Pemerintah Kota Batam yang dibantu Badan Otorita Batam.
.
Batam yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau (padahal awalnya Batam merupakan ibukotanya sebelum pindah ke Tanjungpinang di Pulau Bintan) ini memiliki luas wilayah daratan sedikit lebih luas dari wilayah Singapura. Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26-34 derajat Celsius. Ini sebenarnya yang bikin aku di Batam gak betah lama-lama, udaranya panas banget melebihi Jakarta. Trus, kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Sehingga jalannya naik turun. Tapi tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur. Lengket di sepatu.
.
.
Perpindahan ibukota propinsi Kepulauan Riau dari Batam ke Tanjungpinang itu sendiri aku lihat ada beberapa alasan. Yang sering dikatakan adalah pemerataan pembangunan sehingga tidak cuma Batam saja yang maju, tapi juga Bintan. Tapi ada alasan politik juga, soale di Batam suku Melayu tidak mayoritas. Terlalu banyak pendatang. Sedangkan di Bintan, khususnya di Tanjungpinang, mereka mayoritas. Hehehe. Jadi Batam itu singkatan Banyak Tamu alias Pendatang. Karena selain turis memang banyak sekali, bahkan bersaing dengan Jakarta dalam meraih peringkat kedua untuk banyaknya kunjungan turis, di Batam ini memang banyak pendatang yang menetap.
.
Kalo dilihat di peta, Batam sendiri di sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Daik-Lingga, di sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karimun.
.
Masyarakat Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Beberapa suku yang dominan adalah suku Melayu, Minang, Batak, Makassar, Jawa, Flores, Tionghoa dan lain-lain. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Batam memang menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat. Bahkan dalam pilkada walikota 2 tahun lalu, ada dua calon wakil walikotanya dari orang Batak.
.
Islam adalah agama mayoritas di Batam. Mesjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan kantorku PGN Batam, alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD. Hal ini menunjukkan masyarakat Batam yang agamis. Kristen (Protestan dan Katholik) juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Aku lihat sendiri ada gereja GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) yang besar di sana. Seddangkan Buddha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa. Malah Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta Maitreya. Sayang, aku belum sempat mampir disana buat foto-foto. Ntar deh kalo ada kesempatan ke Batam lagi.:)
.
Kota Batam terdiri dari dua belas kecamatan, yaitu: Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Bengkong, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Sekupang, Kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Bulang, Kecamatan Sagulung, Kecamatan Galang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan Sungai Beduk, dan Kecamatan Batuaji.
.
Ada beberapa perkampungan tua di Batam, seperti Tanjunguma, Tanjung Sengkuang, Batu Merah, Tanjung Puntung, Batu Besar, Nongsa Pantai dan beberapa perkampungan tua lainnya yang hingga kini kondisinya memprihatinkan, bahkan banyak yang beralihfungsi dan terancam tinggal kenangan. Nah, kalo perkampungan tua menyusut, sekarang yang aku lihat berkembang adalah perkampungan ruli alias rumah liar. Kalo dari kantor PGN Batam kelihatan tuh di daerah belakang kantor.
.
Batam sebagai kota pariwisata, menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut dan pantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomi dan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Tempat-tempat wisata di Batam yaitu: Jembatan Barelang (Ikon Kota Batam), Bekas kamp pengungsi Vietnam di pulau Galang, Pantai Nongsa, Pantai Melur, Pantai Sekilak, Pantai Marina City, Tanjung Pinggir (ada patung Dewi Kwan-Im raksasa), dan berbagai resort berstandar internasional yang menyediakan fasilitas hotel, golf dll.
.
Sedangkan tempat-tempat wisata Belanja, antara lain: Komplek Nagoya, Komplek Jodoh, Mega Mall, Nagoya Hill Mall, Batam City Square(BCS) Mall, Diamond City(DC) Mall, Lucky Plaza (Pusat penjualan HP), Mymart (Pusat penjualan Komputer), dan SP Plaza. Tapi gak begitu rame lagi mall atau plaza tersebut. Yang paling parah, di Batam ini banyak banget ruko-ruko tapi kosong. Jadi, turis kayaknya lebih suka wisata malam nih... Trus, satpam mall/plaza itu banyak banget orang Flores.:)
Batam sebagai kota pariwisata, menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut dan pantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomi dan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Tempat-tempat wisata di Batam yaitu: Jembatan Barelang (Ikon Kota Batam), Bekas kamp pengungsi Vietnam di pulau Galang, Pantai Nongsa, Pantai Melur, Pantai Sekilak, Pantai Marina City, Tanjung Pinggir (ada patung Dewi Kwan-Im raksasa), dan berbagai resort berstandar internasional yang menyediakan fasilitas hotel, golf dll.
.
Sedangkan tempat-tempat wisata Belanja, antara lain: Komplek Nagoya, Komplek Jodoh, Mega Mall, Nagoya Hill Mall, Batam City Square(BCS) Mall, Diamond City(DC) Mall, Lucky Plaza (Pusat penjualan HP), Mymart (Pusat penjualan Komputer), dan SP Plaza. Tapi gak begitu rame lagi mall atau plaza tersebut. Yang paling parah, di Batam ini banyak banget ruko-ruko tapi kosong. Jadi, turis kayaknya lebih suka wisata malam nih... Trus, satpam mall/plaza itu banyak banget orang Flores.:)
.
Trus, kalo mau lihat banyak turis bule, jalan-jalan aja ke belakang Hotel Harmoni di daerah Jodoh. Disini banyak bar, pub, cafe, dan resto yang digemari turis bule. Banyak banget. Mereka rata-rata menginap di Hotel Harmoni. Tempat-tempat tersebut antara lain Sugar Pub, Jungle Bar, Red Cock, Lusy’s, Bistro, The Flame, Red RoseIce Pub, Bionde, New Place, Cheli, The Last Pub, de Java,s Cafe & Restaurant serta pub lainnya yang tersebar di kawasan ini.
.
Batam terkenal dengan aneka gadget (barang elektronik) yang murah. Terutama karena Batam dekat dengan Singapura yang merupakan pelabuhan internasional dan memiliki kebijakan pajak export-import yang rendah. Makanya banyak limpahan barang-barang elektronika dari Singapura ke Batam dan dijual murah.
.
Tapi kenyataannya gak tuh. Setelah tanya-tanya sana sini dan di beberapa tempat penjualan gadget, dapat aku simpulkan bahwa tidak ada lagi gadget murah yg dijual di Batam. Kalo pun murah, itu yang barang second. Banyak barang second tuh dijual di Tanjung Sengkuang. Kalau barunya bisa jadi lebih mahal dari harga Jakarta.
.
.
Trus klo soal mobil sih emang murah. Tapi second. Itupun sekarang sudah gak ada lagi dari Singapura. Untuk menandai kalau mobil2 ini adalah ex-Singapura, ada tanda “X” pada huruf akhiran nomer polisi plat mobil. Misalnya nomer: BM 123 XA. Karena ada huruf “X”-nya, maka mobil ini tidak boleh keluar Batam. Sedangkan mobil tanpa huruf “X” bisa keluar-masuk Batam dengan bebas. Tetapi mobil tanpa huruf “X” ini berasal dari Indonesia dan berharga Indonesia. Jadi pasti lebih mahal dari mobil2 ex-Singapura.:)
.
Akses menuju Batam dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut. Melalui jalur udara, Batam dapat dicapai melalui Bandara Internasional Hang Nadim yang melayani rute penerbangan langsung dari banyak kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Padang dll. Bandara Internasional Hang Nadim (Batam) ini merupakan kebanggaan bagi Provinsi Kepulauan Riau, karena bandara ini mempunyai landasan terpanjang di Asia Tenggara. Selain itu, Batam juga memiliki lima pelabuhan ferry internasional yang menghubungkannya dengan Singapura dan Malaysia: Batam center, Batu Ampar (Harbour Bay), Nongsa, Waterfront City, dan Sekupang.
.
Akses menuju Batam dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut. Melalui jalur udara, Batam dapat dicapai melalui Bandara Internasional Hang Nadim yang melayani rute penerbangan langsung dari banyak kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Padang dll. Bandara Internasional Hang Nadim (Batam) ini merupakan kebanggaan bagi Provinsi Kepulauan Riau, karena bandara ini mempunyai landasan terpanjang di Asia Tenggara. Selain itu, Batam juga memiliki lima pelabuhan ferry internasional yang menghubungkannya dengan Singapura dan Malaysia: Batam center, Batu Ampar (Harbour Bay), Nongsa, Waterfront City, dan Sekupang.
.
Selain panas plus debu, yang tambah bikin gak enak itu, kemana-mana mesti pake taxi. Taksinya gak pake argo.:( Trus gak ada tempat hiburannya kecuali hiburan malam or mall. Pokoknya kalo buat orang baik -baik ga enak laaah. Hehehe.
.
.
Yang bikin aku senang di Batam itu cuma tiga hal. Pertama, bisa nyebrang ke Singapore dengan biaya murah. Kedua, belanja souvenir dan pernik-pernik khas Singapore, Malaysia, dan Thailand dengan harga lebih murah apabila kita belanja di negara tersebut. Ketiga, belanja coklat...! Soale coklat disini rata-rata coklat import. Rasanya lebih enak walaupun mereknya sama dengan coklat yang biasa kita temui di Jakarta dan udah diproduksi di Indonesia. Kenapa ya...? Sampai urusan coklat pun kita gak bisa mempertahankan rasanya.
.
Yah, begitulah BATAM. Kadang disebut BAnyak TAMu. Karena banyak turis dan pendatang. Tapi kadang juga BATAM itu singkatan dari Begitu Anda Tiba, Anda Menyesal. Karena Anda akan banyak menggerutu. Hahaha.
.by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar