Setelah tanya-tanya orang di Kampung Keling, akhirnya sampai juga saya ke Vihara Gunung Timur diantar Pak Fajar. Hehehe. Vihara Gunung Timur adalah kelenteng Tionghoa (Taoisme) yang terbesar di Kota Medan, Indonesia dan mungkin juga di pulau Sumatra. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1930-an. Vihara Gunung Timur ini terletak di Jalan Hang Tuah, sekitar 500 meter dari Kuil Sri Mariamman dan berada persis di tepi Sungai Babura sehingga dianggap sebagian oleh orang, mempunyai fengshui yang baik lantaran dekat dengan air.....
.
Vihara Gunung Timur merupakan vihara milik semua orang, bahkan mungkin tidak hanya umat Buddha. Sebab, vihara yang dibangun tahun 1960-an didirikan dari banyak sekali penyumbang yang tidak bisa disebut satu per satu namanya. Tidak ada yang lebih menonjol dari penyumbang yang lain. Pada awalnya, vihara itu merupakan rumah petak dengan pelataran yang luasnya tidak lebih dari 50 meter persegi.
.
Sekarang tanah curam di tepi Sungai Babura sudah berubah menjadi area vihara dengan luas sekitar satu hektar. Suasananya langsung mengingatkan saya waktu kunjungan ke vihara-vihara di Hong Kong saat Mensa Annual Gathering di sela-sela Mensa IBD 2007 yang lalu.
.
Menarik juga klo kita perhatikan, dan ini salah satu yang membuatnya terkenal, bahwa Vihara ini didirikan secara bersama-sama. Seluruh orang yang berkomitmen membangun vihara memberikan sumbangan. Selama bertahun-tahun, akhirnya bisa terbangun. Jadi, benar-benar gotong-royong. Saya jadi ingat waktu kami dulu gotong-royong membangun gereja HKBP Palembang. Saya suka sekali semangat gotong-royong ini.
.
Bagi warga Medan, Vihara Gunung Timur disebut-sebut sebagai bangunan yang dilindungi dan selama ini kerap menjadi kunjungan para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu daya tarik vihara itu adalah ornamen Tionghoa yang kental. Mirip banget sama vihara-vihara yang saya lihat di Hong Kong.
.
Patung naga dan ikan berkepala naga dipadu dengan patung empat dewa menambah daya tarik bangunan. Warna dominan vihara sebagian besar berwarna merah menyala berpadu kuning emas. Tepat di pelataran vihara terdapat dua patung singa indah.
.Vihara Gunung Timur merupakan vihara milik semua orang, bahkan mungkin tidak hanya umat Buddha. Sebab, vihara yang dibangun tahun 1960-an didirikan dari banyak sekali penyumbang yang tidak bisa disebut satu per satu namanya. Tidak ada yang lebih menonjol dari penyumbang yang lain. Pada awalnya, vihara itu merupakan rumah petak dengan pelataran yang luasnya tidak lebih dari 50 meter persegi.
.
Sekarang tanah curam di tepi Sungai Babura sudah berubah menjadi area vihara dengan luas sekitar satu hektar. Suasananya langsung mengingatkan saya waktu kunjungan ke vihara-vihara di Hong Kong saat Mensa Annual Gathering di sela-sela Mensa IBD 2007 yang lalu.
.
Menarik juga klo kita perhatikan, dan ini salah satu yang membuatnya terkenal, bahwa Vihara ini didirikan secara bersama-sama. Seluruh orang yang berkomitmen membangun vihara memberikan sumbangan. Selama bertahun-tahun, akhirnya bisa terbangun. Jadi, benar-benar gotong-royong. Saya jadi ingat waktu kami dulu gotong-royong membangun gereja HKBP Palembang. Saya suka sekali semangat gotong-royong ini.
.
Bagi warga Medan, Vihara Gunung Timur disebut-sebut sebagai bangunan yang dilindungi dan selama ini kerap menjadi kunjungan para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu daya tarik vihara itu adalah ornamen Tionghoa yang kental. Mirip banget sama vihara-vihara yang saya lihat di Hong Kong.
.
Patung naga dan ikan berkepala naga dipadu dengan patung empat dewa menambah daya tarik bangunan. Warna dominan vihara sebagian besar berwarna merah menyala berpadu kuning emas. Tepat di pelataran vihara terdapat dua patung singa indah.
Photos Slide : Vihara Gunung Timur, The Biggest Temple in Sumatera
by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar