Saya chek-in di Hotel Pantai Gapura Makassar tanggal 7 September 2008 sekitar jam 21.00 wita. Berarti sudah jam 22.00 wib. Pantas, rasanya udah ngantuk banget. Apalagi abis makan ikan dan otak-otak di Restaurant Lae-lae. Perut kenyang banget. Oh iya, kami masih dapat kamar cottage-cottage di atas laut. Satu cottage terdiri atas 2 kamar yang pintu keluarnya masing-masing. Saya dapat kamar nomor 510.....
.
Kamar 509 yang disamping kamar saya ada sepasang orang Jerman (dari dengerin bahasanya). Ternyata besoknya baru saya tahu ada rombongan bule dari Jerman yang datang. Mereka rombongan dari BDFA Gruppe Jerman.
.
Kamar saya view-nya menghadap pelabuhan.:) Sedangkan cottage saya itu pas disamping Balairate Sunset Bar, sebuah cafe terbuka dengan view menghadap laut lepas dan pelabuhan. Jadi kalo mau lihat laut lepas ya tinggal jalan ke Balairate. Pemandangan waktu sunset bagus banget dari sini. Bar ini buka sampai tengah malam. Makin malam makin ramai.
.
..
Kamar 509 yang disamping kamar saya ada sepasang orang Jerman (dari dengerin bahasanya). Ternyata besoknya baru saya tahu ada rombongan bule dari Jerman yang datang. Mereka rombongan dari BDFA Gruppe Jerman.
.
Kamar saya view-nya menghadap pelabuhan.:) Sedangkan cottage saya itu pas disamping Balairate Sunset Bar, sebuah cafe terbuka dengan view menghadap laut lepas dan pelabuhan. Jadi kalo mau lihat laut lepas ya tinggal jalan ke Balairate. Pemandangan waktu sunset bagus banget dari sini. Bar ini buka sampai tengah malam. Makin malam makin ramai.
.
Cottage tempatku menginap
.
Hotel ini langsung jadi favorit saya. Kamarnya serba kayu, mulai dari lantai, dinding, langit-langit, tempat AC, dan perabotannya. Cuma dalam kamar mandi saja yang tidak serba kayu. Saya perhatikan juga bentuk cottagenya seperti rumah adat Makassar yang berbentuk rumah panggung dan berada di atas laut. Di kamar juga tersedia bacaan majalah Network dan koran Fajar. Selain itu, kamar ini punya teras belakang. Sayangnya view dari kamarku menghadap pelabuhan.
.
Kami (saya, Jovitha, dan Jernih) breakfast di Restaurant Pinisi yang berbentuk kapal pinisi. Asyik juga. Makanannya juga enak. Viewnya menghadap dermaga perahu. Omelet di hari pertama enak lho, tapi di hari kedua kurang enak. Mungkin karena kokinya beda. Pelayanannya juga bagus dan ramah.
.
Akhirnya, di hari Selasa tanggal 9 September 2008 kami pun check-out dari hotel. Langsung menuju Bandara Hasanuddin.
.
Photos Slide : Menginap di Hotel Pantai Gapura Makassar
Hotel ini langsung jadi favorit saya. Kamarnya serba kayu, mulai dari lantai, dinding, langit-langit, tempat AC, dan perabotannya. Cuma dalam kamar mandi saja yang tidak serba kayu. Saya perhatikan juga bentuk cottagenya seperti rumah adat Makassar yang berbentuk rumah panggung dan berada di atas laut. Di kamar juga tersedia bacaan majalah Network dan koran Fajar. Selain itu, kamar ini punya teras belakang. Sayangnya view dari kamarku menghadap pelabuhan.
.
Kami (saya, Jovitha, dan Jernih) breakfast di Restaurant Pinisi yang berbentuk kapal pinisi. Asyik juga. Makanannya juga enak. Viewnya menghadap dermaga perahu. Omelet di hari pertama enak lho, tapi di hari kedua kurang enak. Mungkin karena kokinya beda. Pelayanannya juga bagus dan ramah.
.
Akhirnya, di hari Selasa tanggal 9 September 2008 kami pun check-out dari hotel. Langsung menuju Bandara Hasanuddin.
.
Photos Slide : Menginap di Hotel Pantai Gapura Makassar
by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar