Atomium, Rangkaian 9 Bola Baja Raksasa

Futuristik, itulah kesan pertama saya dan istri waktu melihat Atomium ini. Bayangkan, sembilan bola baja raksasa disusun membentuk struktur inti sebuah kristal. Begitu melihat bangunan ini aku teringat pelajaran Fisika di sekolah dulu. Setiap bola baja raksasa itu mengingatkanku akan suatu atom. Dan rangkaian tersebut menunjukkan suatu molekul. Cuma aku blum tahu, molekul apa ya yang terdiri dari sembilan atom? Sungguh unik. Uniknya lagi, Bapakku pernah kesini tahun 1985 bersama teman-teman kuliahnya waktu liburan studi Kriminologi dua tahun di Jerman Barat. Sedangkan aku kesini bareng istri abis mengikuti Mensa IBD 2008 in Italy. Jadi ada jarak waktu dua puluh tiga tahun antara aku dan Bapakku berfoto di Atomium ini......
.

M. Simarmata, Ayahandaku, di depan Atomium, Mei 1985
.
Atomium ini sudah menjadi salah satu ikon Brussels, selain Manneken Piss yang sudah ada sejak abad ke-13. Letaknya sedikit di luar kota, tepatnya di kawasan Heysel Park yang merupakan arena pekan raya kayak PRJ yang di Kemayoran. Berbagai gedung pameran bertebaran di sekitar lokasi.
.

Sahat Simarmata di depan Atomiun, Oktober 2008
.
Atomium pun memiliki sejarah sebagai kenang-kenangan Pekan Raya Brussel Expo 1958. Lengkapnya Brussels World’s Fair atau Exposition Universelle et Internationale de Bruxelles pada 17 April sampai 19 Oktober 1958. Ribuan pekerja membangun monumen itu selama tiga tahun. Setelah rampung, Brussels World’s Fair dengan Atomium sebagai ikon utamanya dibuka Raja Baudouin I. Rencana awal, Atomium berbahan asli aluminium itu hanya untuk enam bulan saja. Andre Waterkeyn yang merancang menara Atomium karena pada masa itu teknologi atom dianggap sebagai teknologi yang paling hebat lah. Begitulah, sehingga Atomium ini juga dianggap sebagai salah satu simbol kemegahan dan modernisasi Kota Brussel.
.
Yang membuatku kagum dengan rancangan Andre Waterkeyn ini adalah, semua bola raksasa ini bisa tegak berdiri hanya bertumpu pada satu bola utama saja ditambah 3 tiang penunjang. Awalnya sih sebagai dekorasi pameran, tapi ternyata masyarakat Brussels merasa sayang untuk membongkar Atomium. Mereka terkesan dengan komposisi arsitekturnya yang sangat mengagumkan dan menjadi simbol kemajuan teknologi tinggi.
.
Sejak itu, menara ini pun menjadi bangunan permanen sampe sekarang. Tentu saja dengan mengganti beberapa materialnya. Renovasi yang menghabiskan dana 27 juta Euro telah dilakukan 2004 silam dengan mengganti bagian aluminium menjadi baja tahan karat dan Atomium dibuka kembali untuk umum pada awal 2006. Dua tahun sebelum kedatangan kami. :)
.

Pekerja Bergantungan di Sekitar Bola Tengah Atomium
.
Waktu kami ke Atomium ini, Oktober 2008, bola-bola raksasanya sudah tampak berkilau dari kejauhan. Kami waktu itu pake bis yang langsung berhenti dekat kolam. Sekitar 500 meter dari sini ada stasiun kereta terdekat. Selain itu, megahnya monumen Atomium juga bisa dilihat lebih menarik dari arah gedung parlemen Belgia yang letaknya tak jauh dari Atomium. Pemisahnya hanya taman dengan dua jalur kendaraan menuju Atomium atau gedung parlemen. Tak jauh dari Atomium ini juga terdapat Mini Europe yang berisikan miniatur negara-negara anggota Uni Eropa, mengingat Brusels adalah ibukota Uni Eropa. Kayak Taman Mini Indonesia Indah dan Madurodam di Belanda.
.

Gedung Parlemen Belgia Dilihat dari Atomium
.
Letak Atomium ini juga dekat Stadion Heysel, stadion yang menjadi saksi bisu tragedi Heysel yang mengakibatkan ratusan orang luka-luka dan menewaskan puluhan penonton pertandingan Piala Champion antara Liverpool dan Juventus pada 1985. Padahal waktu itu Bapakku dan teman-temannya nonton bola di situ pada saat itu. Abis liat-liat Atomium. Untung selamat dan gak diganggu ama sekali oleh penonton lain. Bapakku waktu itu bilang sih hampir 40 orang korban yang meninggal. Tapi klo ingat kejadian itu, aku jadi tahu kapan tepatnya dulu Bapakku ke sini. Pasti tanggal 29 Mei 1985! Itulah tanggal terjadinya Tragedi Heysel. Hehehe.
.

View Atomium - Brussels in a larger map
Google Map of Atomium
.
Tinggi Atomium menjulang 102 meter. Setiap bola raksasanya berdiameter 18 meter. Dari bola utama yang menyentuh tanah, kita bisa naik ke setiap bola dengan tangga atau lift penghubung. Untuk masuk, orang dewasa bayar 9 Euro dan anak-anak 6 Euro. Klo pengennya gratisan, ya bisa menikmati keindahan Atomium cukup dari luar aja. Hehehe.
.

Bola Utama Atomium : Pondasi dan Pintu Masuk
.
Tiap-tiap bola disini punya fungsi berbeda. Bola utama di bawah berfungsi sebagai pondasi dan jalan masuk. Bola-bola lain berfungsi sebagai ruang pameran, ruang anak-anak, ruang konferensi. Bola yang berada di tengah-tengah sebagai titik pusat ikatan dimanfaatkan sebagai tempat istirahat pengunjung Atomium. Di sini juga ada makanan ringan. Sedangkan bola tertinggi menjadi restoran dan tempat melihat panorama. Nama restorannya Chez Adrienne. Kayaknya romantis ya. Keindahan kota Brussel dapat terlihat dari sini. Jendela dengan kaca khusus terpasang untuk pemantauan dari ketinggian.
.

Pemandangan Kota Brussel, Stadion Heysel, Mini Europe
.
Berbagai merchandise khas Atomium seperti baju kaus, replika ikatan atom, dan sebagainya, dipasarkan di bangunan bola yang dijadikan ruang pemasaran. Ada galeri disitu. Sementara ruang pamer perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditempatkan di beberapa bola atom raksasa. Antara bola atom satu dengan bola atom lainnya dihubungkan pipa silinder yang sebenarnya berisi lift penghubung.
.

Lift Penghubung
.
Kalo aku perhatikan, selain mengandalkan bola yang bersentuhan dengan tanah, tiga tiang yang juga berfungsi sebagai tangga ke tiga bola menyangga stabilitas kekuatan struktur bangunan. Desain yang unik dan futuristis ini juga memperhitungkan aspek keselamatan. Buktinya, tiga bola dalam stuktur yang paling luar tidak boleh digunakan demi kestabilan. Ketiga bola yang berada di bagian luar itu sebenarnya memiliki tiga pipa silinder yang terhubung dengan bola lainnya. Hanya saja, tak ada tiang vertikal sebagai tumpuan yang lebih stabil seperti bola-bola atom lainnya. Klo ada yang naik ke bola yang satu hingga penuh, sementara bola yang lain kosong, maka Atomium ini bisa oleng. Hehehe.
.

Tiang Tangga sebagai Penyangga
.
Dalam desainnya, Atomium katanya sudah lolos uji ketahanan angin 80 km/jam. Jadi tahan angin nih. Renovasi pun sudah dilakukan dengan mengganti bahan asli berupa alumunium menjadi baja agar lebih kokoh. Ya iyalah, masak jadi bola aluminium...:)
.

Pavilion of Temporary Happiness and Atomium
.
Di sebelah belakang Atomium ini terdapat rumah bedeng tidak permanen yang terbuat tumpukan krat bir yang mereka sebut Pavillon du Bonheur Provisoire dalam bahasa Perancis atau Pavilion of Temporary Happiness dalam bahasa Inggris. Ini merupakan tambahan Atomium's Expo tahun 1958 itu yang bangunannya dibentuk dari krat bir itu. Klo gak salah Bir merek Jupiler dan jumlahnya ada 33.000 krat. Disini dipamerkan sejarah Word's Fairs. Jadi pameran sejarah pameran dunia. Hehehe.
.

Kekaguman terhadap Molekul Atom
.
Begitulah... Kekaguman terhadap molekul atom telah menginspirasi pembangunan gedung Atomium yang pada gilirannya menginspirasi bangkitnya teknologi nuklir di Belgia. Terbukti Belgia berhasil mengembangkan teknologi nuklir dan mengeksploitasinya untuk berbagai kebutuhan energi di negara itu. Eksploitasi nuklir telah membuat negara ini surplus energi listrik. Pantas saja, ketika berjalan di setiap sudut kota Brussel itu terang benderang dengan sinar lampu. Negara yang terletak di antara Belanda dan Perancis ini bahkan mengekspor energi listrik untuk Belanda dan Perancis dari hasil eksploitasi energi nuklirnya. Hebat!
.

My Wife and I in front of Atomium
.
Sayangnya kami gak sempat mutar-mutar jauh dari Atomium ini. Kelamaan di sini sih. Mungkin karena terpukau dengan kontruksi bangunan yang kayaknya kecil kemungkinan bisa dibangun di Indonesia begini. Walaupun, katanya sih ada kontroversi seputar hak cipta desainnya.
.

Photoslide of Atomium
.

by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.  
Cetak halaman ini (Print this page) ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Profile Visitor Map - Click to view visits
Google Search Engine
Google